(hasil buka-buka materi kuliah tingkat 1)
silahkan dibaca.. :)
A. Lapisan Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh.
Unsur atmosfer ialah :
- Nitrogen
- Oksigen
- Karbon dioksida volume atmosfer
- Argon
*menempati 99,97% (hampir 100%)
- Troposfer : lapisan atmosfer paling bawah dengan ketinggian sampai 8 km di daerah kutub dan 18 km di daerah khatulistiwa. Pada lapisan troposfer terjadi segala fenomena yang berhubungan dengan cuaca dan iklim, contohnya : awan, hujan, angin.
- Stratosfer : stratosfer terletak di atas troposfer sampai ketinggian 50 km. Batas yang menandai berakhirnya lapisan ini disebut stratopause.
- Mesosfer : mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 – 75 km. Batas yang menandai berakhirnya lapisan ini disebut mesopause.
- Termosfer : termosfer terletak di atas mesosfer dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Lapisan paling bawah di termosfer adalah ionosfer di ketinggian 75 – 375 km. Di dalam ionosfer gas-gas mengalami ionisasi. Lapisan termosfer berguna dalam penyebaran gelombang radio.
- Eksosfer : eksosfer terletak di atas lapisan termosfer dan merupakan lapisan paling atas dari atmosfer sampai pada ketinggian yang tidak diketahui.
B. Cuaca dan Iklim
Cuaca adalah keadaan atmosfer sehari-hari dan terjadi daerah yang sempit. Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca selama periode yang lama (umumnya sekitar 30 tahun) meliputi daerah yang luas.
Unsur-unsur dari keduanya :
- Suhu udara
- Tekanan
- Angin
- Kelembaban udara
- Perawanan
- Curah hujan
C. Pembagian Iklim
1. Iklim matahari dibagi menjadi 3 daerah :
- Daerah tropika ditandai dengan adanya temperatur yang terus menerus tinggi dan tidak ada musim dingin (winter).
- Daerah sedang ditandai dengan adanya perbedaan musim yang tegas, satu musim umumnya panas/hangat dan lainnya sejuk atau dingin.
- Daerah kutub ditandai dengan adanya musim panas (summer) dan temperaturnya rendah sepanjang tahun.
- Daerah tropika
- Daerah subtropika
- Daerah sedang
- Daerah dingin
1 – 4 bulan berkisar antara 10 0C – 20 0C, sedangkan pada bulan lainnya, kurang dari 10 0C. Pada musim dingin tanah ditutupi salju dan es, sedangkan pada musim panas banyak terbentuk rawa-rawa yang luas akibat mencairnya es.
- Daerah kutub
3. Koppen
Klasifikasi iklim menurut Koppen berdasarkan rata-rata curah hujan dan temperatur, baik bulanan maupun tahunan. Berdasarkan alasan tersebut Koppen membagi permukaan bumi menjadi lima golongan iklim.
- Iklim hujan tropis (A)
1)Hutan hujan tropika (AF)
Daerah yang pada bulan terkering, curah hujan rata-rata lebih dari 66 mm. Oleh karena itu, di daerah itu terdapat hutan-hutan yang lebat.
2) Monsun tropika (AM)
Daerah yang jumlah hujan pada bulan-bulan basah dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan-bulan kering. Di daerah itu masih terdapat hutan yang cukup lebat.
3) Savanna (AW)
Daerah yang jumlah hujan pada bulan-bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan-bulan kering. Oleh karena itu, vegetasi yang terdapat di daerah itu hanya berupa padang rumput dan pohon-pohon yang jarang.
- Iklim kering (B)
1) Iklim stepa (BS)
Daerah setengah kering (semi arid) dengan curah hujan di lintang rendah antara 380 – 760 mm/tahun.
2) Iklim padang pasir (BW)
Daerah yang termasuk daerah kering (arid) yang mempunyai curah hujan kering dari 250 mm/tahun.
- Iklim sedang (C)
1) Iklim sedang dengan musim panas yang kering (CS)
Daerah yang termasuk iklim itu ditandai dengan adanya musim panas yang kering, yaitu apabila jumlah hujan terkering pada musim panas lebih kecil dari sepertiga jumlah hujan bulan terbasah pada musim hujan.
2) Iklim sedang dengan musim dingin yang kering (CW)
Daerah yang termasuk iklim itu ditandai adanya musim panas yang lembab dan musim dingin yang kering.
3) Iklim sedang yang lembab (CF)
Daerah yang termasuk iklim ini selalu lembab sepanjang tahun.
- Iklim dingin (D)
1) Iklim dingin dengan musim dingin yang kering (DW)
2) Iklim dingin tanpa periode siang (DF)
- Iklim kutub (E)
1) Iklim tundra (ET)
Pada daerah iklim tundra rata-rata temperatur bulan terpanas lebih besar 0 0C, tetapi lebih kecil dari 10 0C. Oleh karena itu, di daerah itu hanya terdapat lumut.
2) Iklim es – salju abadi (EF)
Pada daerah iklim es – salju abadi rata-rata temperatur bulan terpanas lebih kecil dari 0 0C. Oleh karena itu terdapat es – salju abadi.
4. Schmidt – Ferguson
Adanya bulan basah dan bulan kering. Bulan basah adalah bulan yang curahnya lebih besar dari 100 mm. Bulan kering adalah bulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm. Keduanya menggunakan suatu rasio Q yaitu perbandingan antara jumlah rata-rata bulan kering dan rata-rata bulan basah untuk membuat pergolongan iklim.
Q = Jumlah rata-rata bulan kering x 100%
Jumlah rata-rata bulan basah
Berdasarkan besarnya nilai Q terdapat 8 tipe iklim Indonesia :
A = Sangat basah
B = Basah
C = Agak Basah
D = Basah Sedang
E = Agak Kering
F = Kering
G = Sangat Kering
H = Luar Biasa Kering
5. Oldeman
Oldeman membuat klasifikasi iklim berdasarkan adanya bulan basah yang berturut-turut dan bulan kering yang berturut-turut pula. Klasifikasi itu terutama untuk keperluan pertanian.
Berdasarkan adanya bulan basah yang berturut-turut, Oldeman membuat 5 zona agroklimat utama sebagai berikut :
- Zona A bulan basah > 0 kali berturut-turut
- Zona B bulan basah 7 – 9 kali berturut-turut
- Zona C bulan basah 5 – 6 kali berturut-turut
- Zona D bulan basah 3 – 4 kali berturut-turut
- Zona E bulan basah < 3 kali berturut-turut
6. Junghuhn
Junghuhn membuat klasifikasi iklim berdasarkan ketinggian tempat. Klasifikasi itu sangat penting karena ketinggian suatu tempat mempengaruhi jenis tanaman yang dapat tumbuh di daerah tersebut. Junghuhn membagi zona iklim menjadi empat sebagai berikut :
- Zona iklim panas (0 – 700 meter)
- Zona iklim sedang (700 – 1500 meter)
- Zona iklim sejuk (1.500 – 2.500 meter)
- Zona iklim dingin (di atas 2.500 meter)
D. Pola Hujan di Indonesia
Secara keseluruhan rata-rata curah hujan di Indonesia cukup tinggi, yaitu 2.000 mm/tahun. Hal itu disebabkan wilayah Indonesia terletak di daerah tropika. Oleh karena itu, iklim di Indonesia adalah tropika lembab, yaitu iklim tropis yang banyak mengandung uap air. Berdasarkan faktor-faktor tersebut curah hujan di Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga pola hujan, yaitu :
- Pola Equatorial
- Pola Monsun
- Pola Lokal
by : red
berbagai sumber